Njajan.com - Kue
tradisional atau jajanan pasar sudah
lama menjadi bagian dalam budaya masyarakat Indonesia. Tak hanya sebagai
cemilan biasa untuk menemani minum teh di pagi atau sore hari, kue ini
memiliki makna tersendiri. Oleh karena itu, meski jajanan modern seperti croissant
dan macaron mulai memasuki toko-toko kue, jajanan pasar tak begitu saja
ditinggalkan.
Setidaknya 3 jajanan
pasar di bawah ini masih eksis di acara hajatan hingga kini.
Baca juga: 5 Tren Kuliner 2018, Makan Bunga Hingga Emas
1. Lemper
Kue Lemper (jasadioriginal.com) |
Tidak ada kesan tanpa lemper di
pesta pernikahan. Mungkin ini perumpamaan tepat untuk menggambarkan kue dari
beras ketan berisi daging cincang ini. Pada acara-acara hajatan bertema
tradisional, khususnya di Pulau Jawa, jajanan
pasar satu ini tak pernah absen.
Cara pembuatan lemper yang sederhana,
membuatnya mudah diajarkan secara turun
temurun dari generasi ke generasi. Ketan yang sudah dimasak bersama santan,
dipipihkan dan diisi dengan daging ayam atau sapi yang dicincang lembut. Isian ini
sebelumnya ditumis dengan bumbu bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri,
dan daun salam.
Setelah itu lemper dibungkus dengan
daun pisang dan diikat dengan tali yang terbuat dari rautan bambu. Sesudah itu
lemper dikukus sekitar 20-30 menit.
Dibalik rasa gurih dan legitnya,
lemper menyimpan filosofi dalam namanya. Lemper berasal dari ungkapan Jawa, yen dilem atimu aja memper yang maknanya,
ketika dipuji hatimu jangan menjadi sombong. Dengan demikian kue ini membawa
pesan agar menjadi manusia yang rendah hati dan senang berbagi. Maka tidak
heran kalau kue ini selalu ada di acara hajatan atau upacara adat.
2. Apem
Kue apem, jajanan pasar yang bentuknya mirip serabi dengan tekstur kenyal dan
gurih, masih bisa dijumpai di toko-toko kue. Pada momen-momen tertentu, kue ini
harus terhidang di hadapan tamu. Misalnya acara hajatan, selamatan, atau acara
mengirim doa untuk orang yang sudah meninggal dunia.
Di beberapa daerah, kue yang dibuat
dari tepung beras, gula, dan tape (atau bisa diganti dengan ragi) ini, juga
harus dimasukkan ke dalam 'berkat' atau makanan yang dibawa pulang tamu sesudah
didoakan.
Menurut referensi yang didapat, apem
berasal dari perkataan Arab afwun
atau afuwwun yang artinya ampunan. Sehingga
apem menjadi simbol pengharapan agar orang yang didoakan mendapat ampunan atas
dosa-dosanya.
3. Wajik
Kue Wajik (travelingyuk.com) |
Di daerah Sumatera kue ini disebut
pulut manis. Kue ini juga mempunyai bentuk dan variasi yang berbeda. Namun,
yang paling terkenal adalah wajik ketan yang bertekstur lembut dan basah. Ada beragam
rasa yang biasanya dijual di pasar atau di toko kue, yaitu wajik gula jawa,
nangka, pandan, ketan hitam, dan nanas.
Untuk membuat jajanan pasar ini, caranya tidak begitu rumit. Rebus santan bersama
daun pandan, gula jawa, dan sedikit garam. Kemudian masukkan beras ketan putih
yang sudah direndam semalaman. Masak hingga santan mengering dan menyatu dengan
ketan, sambil diaduk rata. Setelah matang, ratakan adonan di atas nampan atau
loyang. Biarkan hingga dingin, baru dipotong sesuai selera.
Kue ini merupakan salah satu jajanan
tradisional Cina peranakan yang berakulturasi dengan budaya masyarakat pribumi.
Sehingga kue ini juga wajib ada dalam hajatan
sebagaimana dalam perayaan Imlek
atau tahun baru Cina.
Jajanan pasar bukan hanya tentang kuliner, melainkan juga
bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan. Jika
artikel Njajan.com ini bermanfaat,
jangan lupa klik like dan share ke media sosial Anda.
Posting Komentar